Nasehat Ibnu Athoillah As Sakandari
“ Hiasilah dirimu dengan maksiat dan janganlah dihiasi dengan ketaatan”. Maqalah
ini merupakan maqalah untuk maqam tasawwuf, sehingga tidak bisa dimaknai secara langsung . Jika hanya diartikan secara lahiriyah saja, maka langsung bisa mengklaim bahwa Syaikh Ibnu Athaillah itu sesat atau salah.
Maksud dalam maqalah tersebut ialah jangan merasa banyak amal dalam hidup ini,namun merasalah banyak dosa dalam hidup ini. Kenapa kok demikian ? Karena jika kita selalu menghisai diri kita dengan perasaan bodoh dan meyakini bahwa kita memang manusia bodoh, maka kita tidak akan pernah memandang rendah orang lain dan tak akan pernah menimbang akan kestatusannya sebagai sarjana atau lulusan Pesantren misalnya. Kita juga harus selalu berada di 'maqam faqir' (kekurangan) agar selalu termotivasi untuk terus belajar dan tidak meremehkan orang lain. Oleh karenanya, orang ahli thariqah itu harus selalu merasa banyak dosa, ahli maksiat, bodoh, menghilangkan perasaan berhasil, menghilangkan perasaan bisa atau mampu, dan yang ada dalam diri dan jiwanya hanya perasaan ana ‘abdun faqiirun jaahilun (saya adalah hamba yang faqir dan bodoh), sehingga sebagai hamba atau kawulo benar-benar sadar bahwa diri ini adalah kawulo, dan terus semakin meningkatkan kekawuloannya, karena itu adalah salah satu fungsi dari thariqah, sehingga bisa mencapai inti tasawwuf yaitu tashfiyatu al-quluub wa tazkiyatu an-nafs (membersihkan hati dan menyucikan jiwa).tasawwuf itu menyangkut ilmu hati, sehingga orang dulu memaknai tasawwuf dengan sebutan aji roso/suroso.
No comments:
Post a Comment