SEMOGA BERMANFAAT,YA ALLAH TUNTUNLAH AKU DIJALAN-MU

Tuesday, January 21, 2014

Sejarah Abdul Qadir Jaelani

Sejarah Abdul Qadir Jaelani

Abdul Qadir Jaelani atau Abd al-Qadir al-Gilani[1][2] (bahasa Kurdi: Evdilqadirê Geylanî, bahasa Persia: عبد القادر گیلانی, bahasa Urdu: عبد القادر آملی گیلانی Abdolqāder Gilāni) (470–561 H) (1077–1166 M) adalah seorang ulama fiqih yang sangat dihormati oleh Sunni dan dianggap wali dalam dunia tarekat dan sufisme. Ia lahir pada hari Rabu tanggal

Kisah Syech Abdul Qodir Al Jaelani dan Iblis

Kisah Syech Abdul Qodir Al Jaelani dan Iblis

Suatu hari Shaikh Abdul Qadir al Jaelani dan beberapa murid-muridnya sedang dalam perjalanan di padang pasir dengan telanjang kaki. Saat itu bulan Ramadhan dan padang pasirnya panas. Beliau mengatakan, "Aku sangat haus dan luar biasa lelahnya. Murid-muridku berjalan di depanku. Tiba-tiba awan muncul di atas kami, seperti sebuah payung yang melindungi kami dari panasnya matahari. Di depan kami muncul mata air yang memancar dan sebuah pohon kurma yang sarat dengan buah yang masak. Akhirnya datanglah sinar berbentuk bulat, lebih terang dari matahari dan berdiri berlawanan dengan arah matahari. 

Biografi Syeikh Ibnu Athaillah

Biografi Syeikh Ibnu Athaillah

Syekh Ibnu Athaillah
Syeikh Ibn ‘Atha’illah as-Sakandari (w. 1309 M) hidup di Mesir di masa kekuasaan Dinasti Mameluk. Ia lahir di kota Alexandria (Iskandariyah), lalu pindah ke Kairo. Di kota inilah
ia menghabiskan hidupnya dengan mengajar fikih mazhab Imam Maliki di berbagai lembaga intelektual, antara lain Masjid Al-Azhar. Di waktu yang sama dia juga dikenal luas dibidang tasawuf sebagai seorang “master” (syeikh) besar ketiga di lingkungan tarekat sufi Syadziliyah ini.

Nasehat Ibnu Athoillah As Sakandari

Nasehat Ibnu Athoillah As Sakandari

by Santri Ndablegs on 12:35 PM, 24-Jul-13

Category: RisalaH

Syaikh Ibnu Athaillah As-Sakandari berkata, زينوا أعمالكم بالمعاصي و لا تزينوا نفسك بالطاعة
“ Hiasilah dirimu dengan maksiat dan janganlah dihiasi dengan ketaatan”. Maqalah
ini merupakan maqalah untuk maqam tasawwuf, sehingga tidak bisa dimaknai secara langsung . Jika hanya diartikan secara lahiriyah saja, maka langsung bisa mengklaim bahwa Syaikh Ibnu Athaillah itu sesat atau salah.

Kata-kata Mutiara Hikmah Imam al-Ghazali

Kata-kata Mutiara Hikmah Imam al-Ghazali

imam-al-ghazali.jpg

Nasehat itu mudah, yang sulit adalah menerimanya; karena terasa pahit oleh hawa nafsu yang menyukai segala yang terlarang. Terutama dikalangan penuntut ilmu yang membuang- buang waktu dalam mencari kebesaran diri dan kemegahan duniawi.